Rabu, 16 April 2014

Bumiku yang Tak Bersahabat Lagi

Karya: Aulya Sri Utami Ilham

“Siapa dia? Aneh sekali penampilannya, wajahnya tak pernah kulihat. Dia sepertinya seumuran denganku,” tanya Raisa dalam hati.
Kemudian, orang aneh itu menghampirinya dan bertanya-tanya tentang kehidupan saat ini.
“Namaku Muhammad Raihan, aku hidup di masa depan, dan kini aku berusia 12 tahun. Kehidupanku , begitu berbeda dengan kehidupanmu saat ini. Semuanya menggunakan high technology, tak ada lagi cara tradisional. Semuanya serba praktis. “Bim salabim” semuanya bisa tersedia di depan mata,” ujar orang aneh itu.

“Wah, keren!” ujarku sambil berteriak.
 “Bagaimanakah dengan kehidupan dan keadaan lingkungan saat ini?” Tanya Raihan.
“Semuanya dilakukan sendiri, tanpa ada teknologi yang terlalu mendominasi, persawahan  yang membentang luas, menanam padi sendiri, memanennya, dan mengeringkannya dengan cara yang sangat tradisional. Lebih seru lagi ketika membajak sawah bersama kerbau sambil bermain lumpur bersama teman-teman,” terangku.
“Bagaimana dengan buah-buahan dan sayuran?” tanyanya lagi.
“Hmm.., dari pada aku hanya mengoceh tanpa bukti, mari kuajak engkau untuk melihat semuanya,” ajak Raisa.
            “Lihatlah, kopi, teh, strawberry dan buah yang lainnya semua tumbuh subur di lahan yang luas. Tumbuh dan membawa manfaat bagi yang mengonsumsinya,” kataku sambil menunjukkan pada Raihan.
“Yang lebih seru lagi adalah memanen padi, di perkebunan kita juga dapat memanennya sendiri sambil menikmati udara yang sejuk.  Perkebunan juga menjadi tempat yang pas untuk berolahraga,” ujar Raisa.
            “Deru air sungai, percikan air sungai yang menyegarkan dan jernih. Semuanya itu dapat kita nikmati tanpa ada uang yang keluar dari kantong kita. Kesegaran kita rasakan dan kesehatan kita juga dapatkan. Memancing dan melompat dari ketinggian adalah kegemaranku, walaupun tanpa ada alat pengaman, tapi tidak membuatku untuk berhenti melompat dari ketinggian.
            “Kicauan burung yang begitu merdu yang akan kau dengarkan setiap bangun pagi. Banyak tempat-tempat rekreasi alam, bisa melihat langsung hewan-hewan yang  hidup di sana,” terang Raisa.
“Kita juga bisa berinteraksi dengan hewan-hewan?” tanya Raihan
“Yap!” sahutku.
            “Kain sutra yang indah dan lembut hasil tangan para pengrajin, guci, dan furnitur rumah yang masih dikerjakan dengan cara yang tradisional. Mainan anak-anak yang sering kubuat dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, adalah hal yang paling menyenangkan. Contohnya ketapel kayu.
“Bisakah kau ajarkan aku membuat ketapel dari kayu itu?” tanya Raihan.
“Cukup mudah, mari aku ajarkan!” tutur Raisa.
Dengan semangat, Raisa pun mengajari Raihan.
“Semuanya bisa kunikmati dahulu secara bebas, tak bisa kuungkapkan betapa beruntungnya diriku ini ketika kecil. Kemudian, pencemaran, polusi dan semakin bertambah besarnya jumlah penduduk kini membuat semuanya berubah,” ungkap Raisa.
“Eh, Raihan , aku kan sudah memperlihatkan kehidupan saat ini, nah giliran kamu!” pinta Raisa.
“Baiklah kalau kau ingin melihatnya. Tapi aku ingin memperlihatkan kamu keadaan di tahun 2025,” ujar Raihan.
“ Okeh deh!” sahut Raisa bersemangat.
Raisa kemudian melihat keadaan tahun 2025.
Tahun 2025. Perlahan-lahan, sedikit demi sedikit, sawah yang membentang luas menjadi berkurang, mungkin masih ada hal-hal yang berbau tradisional namun tak mendominasi, tak seperti dulu.
            Buah, sayuran, teh, kopi, semuanya terasa tak segar lagi. Sungai, kini mulai keruh, tak sejernih dahulu. Ketika kumelihat ikan-ikan mengapung di atasnya, seakan memberikan tanda bahwa semuanya tak seperti dahulu. Dan langit yang dihiasi dengan warna abu-abu dan hitam, setiap waktu terasa gelap terus, akibat kendaraan bermotor yang  mendominasi, membuat polusi di bumi ini.
            Suhu bumi yang terkadang tak normal, terkadang rasanya begitu panas, terkadang begitu dingin. Bencana mulai terjadi dimana-mana, semuanya gara-gara manusia, yang tidak memanfaatkan lingkungan hidup dengan baik, dan juga tidak melestarikannya.
“Mengapa bisa begitu?” ujar Raisa prihatin.
“Itu semua karena ulah manusia,” tukas Raihan.
“Bagaimanakah dengan di masa depan? Tempat kamu berasal?”



            “Di masa depan,  hijau tak terlihat lagi di sepanjang jalan, tak ada lagi sawah yang membentang luas, sawah hanya sepetak, tak ada lagi petani apalagi kegiatan membajak sawah dengan kerbau, semuanya dilakukan oleh teknologi,” tutur Raihan.
Semakin banyak sumber daya alam yang ternacam kepunahan, meski segala upaya untuk mempertahankan SDA itu telah dilakukan. Namun, masih banyak manusia yang tak menyadari hal itu sampai saat ini. Yang pada akhirnya, semua buah-buahan, sayuran yang telah mendekati kepunahan, mulai beberapa diawetkan dan tak lagi dikonsumsi. Dan hanya sebagai bukti kepada anak cucu di zaman berikutnya.
            Air sungai yang dulu mengalir jernih, menyegarkan, dan menyejukkan, kini berubah menjadi penampungan cairan berwarna-warni. Tak bisa lagi seperti dahulu, anak-anak zaman ini, tak peduli lagi dengan yang namanya “bermain dengan alam”. Mereka hanya sibuk bermain dengan gadget-gadget yang  begitu canggih,” tutur Raihan memberi gambaran.
            Keanekaragaman hewan di bumi semakin sedikit. Semua yang punah hanya dapat dilihat, kita tak bisa lagi berinteraksi secara langsung. Hanya sebagai pajangan di museum-museum. Sekali lagi, hal ini dilakukan hanya untuk sebagai bukti pada anak cucu di zaman berikutnya, bahwa dahulu banyak keanekaragaman hewan namun sekarang telah punah.
Hutan yang dulu banyak di sekitar kita, kini tak ada lagi. Semuanya hilang dan dikalahkan oleh gedung-gedung pencakar langit. Semakin banyak manusia-manusia baru, membuat semakin banyak lahan yang harus digunakan untuk pemukiman.
            Karena kemajuan teknologi yang begitu pesat, membuat banyak orang yang  menganggur, semuanya praktis dan tak perlu lagi mengeluarkan keringat untuk mendapatkan sesuatu, cukup ucapkan apa yang kita inginkan, semuanya ada di depan mata.
            Tak terlihat lagi pepohonan, bunga-bunga, dan hijau tanaman. Semuanya menjelma menjadi hutan beton, makanan siap saji dan praktis.
            Pemanasan global tak terhindarkan lagi. Suhu bumi tak menentu. Polusi udara menjadi lapisan udara baru di bumi, ozon menipis dan es di kutub bumi mencair terus menerus. Semua ulah manusia yang masih tidak sadar dengan keadaan bumi saat ini.
            Jumlah dan kebutuhan manusia yang semakin banyak membuat alam menjadi korbannya, semuanya jadi rusak. Usaha pelestarian yang tidak maksimal, membuat usaha yang dilakukan hanya sebagai simbolik saja dan hanya semakin menambah kerusakan.
            Semakin banyak dan tinggi jumlah populasi manusia, membuat bumi tak dapat lagi menampung semuanya.
“Terkadang aku sendiri heran, mengapa manusia belum sadar dengan keadaaan bumi,” pikir Raihan .
“Iya, betul, padahal, bencana alam selalu datang dan merenggut nyawa,” ujar Raisa.
            Pemanasan global, efek rumah kaca, dan pencemaran lingkungan mengakibatkan manusia harus membuat inovasi-inovasi baru, agar manusia dapat bertahan pada keadaan bumi saat ini.
Kacamata pelindung, pakaian pelindung dari sinar UV yang berbahaya bagi kulit manusia. “Mungkin sekarang kamu bisa bebas memakai pakaian, tapi di masa depan tidak lagi,” tutur Raihan.
Air  bersih yang merupakan salah satu sumber daya alam yang paling berlimpah di bumi ini, di masa depan jumlahnya makin menipis. “Mengapa? Ingat, pohon telah dikalahkan, tak ada lagi daerah resapan air. Air yang dikonsumsi merupakan air daur ulang,” jelas Raihan.
            Udara yang dihirup merupakan campuran dari polusi kendaraan bermotor dan pabrik-pabrik di muka bumi ini. Polusi yang berkumpul menjadi satu dan menjadi boomerang bagi kita manusia.
            Manusia masih saja tak menyadari semua itu, bumi tak bisa lagi menampung dan menahan semua kerusakan-kerusakan yang kita buat di atasnya. Bencana alam terjadi terus-menerus. Namun, manusia tetap tidak menyadari teguran dari bumi. Suhu bumi yang tidak menentu tidak membuat manusia sadar, bahwa bumi tidak mampu lagi.
Terjadi ketidakseimbangan di bumi ini, makhluk hidup, dan sumber daya alam, kini punah dan tak bisa lagi kita perlihatkan kepada anak cucu kita di zaman berikutnya. Hanya sebuah replika saja yang bisa kita perlihatkan kepada anak cucu kita, sebagai bukti bahwa dahulu di bumi sumber daya alam dan makhluk hidup beraneka ragam.
“Aku Raihan dari masa depan, hanya ingin memberikan pesan peringatan kepadamu dan kepada manusia yang hidup saat ini. Jagalah bumi ini, manfaatkan sumber daya alam dan makhluk hidup yang ada secara bijak, dan  tetap melakukan pelestarian agar anak cucu di masa depan dapat menikmati apa yang kamu nikmati saat ini.” Jelas Raihan
Raisa lalu tertegun dan tak sadar ternyata Raihan telah pergi meninggalkannya.
“Raihan! Dimana kau?” teriak Raisa mencari.
Dan kemudian  Raisa terbangun dari tidurnya. “Ternyata hanya mimpi,” ujarnya .
Setelah terbangun dari tidurnya, ia pun bersumpah untuk menjaga bumi .

“Baiklah, mulai sekarang. Aku bersumpah akan menjaga bumi dan seluruh isinya dengan sebaik-baiknya. Bukan hanya aku, yang harus menjaga bumi, tapi kita semua!”


Simple Things,Keep Our Environment!


                Liburan sekolah yang panjang bersama keluarga, di ibu kota negara kita,Jakarta.Kota metropolitan, yang penuh dengan transportasi seperti bus,mobil,motor,bajaj,dan masih banyak lagi yang mengeluarkan asap hitam yang merugikan lingkungan dan masyarakat, selain transportasi, terdapat juga bangunan-bangunan tinggi . Ketika saya berjalan bersama keluarga untuk membeli makanan di emperan jalan terlihat sampah-sampah yang berserakan, dan sungai yang dihiasi dengan sampah-sampah. Udara di sana begitu panas, wajahku seperti terbakar oleh matahari seketika. Mungkin hal ini terjadi akibat adanya global warming.
                Tidak seperti  Jakarta,di Sorowako, transportasi  dan bangunan-bangunan tinggi tidak mendominasi kota kecil ini. Kota kecil ini dipenuhi dengan pepohonan yang menyejukkan udara ketika pagi dan fauna endemik yang masih bermain-main, selain pepohonan dan fauna, ada juga jogging track yang sangat tepat dimanfaatkan untuk berolahraga dipagi hari. Hal ini membuat saya bangga bertempat tinggal di Sorowako.
                Walaupun Sorowako untuk saat ini, lingkungannya masih lestari dan terjaga,saya dan masyarakat Sorowako masih perlu melakukan kegiatan tentang melestarikan lingkungan,mengurangi global warming di bumi ini. Hal-hal yang perlu dilakukan cukup dari kita dengan aksi  yang sangat sederhana, yaitu mengangkat sampah yang berada di depan kita.Kemudian melakukan hal-hal yang mengikutkan banyak masyarakat seperti gotong royong dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar.
                Untuk saya sendiri,beberapa hal untuk melestarikan dan menjaga kebersihan lingkungan telah saya lakukan mulai dari yang sangat sederhana, membuang sampah saya sendiri ke tempat sampah,mengangkat sampah ketika saya melihat sampah dan membuangnya baik sampah itu berada di tanah ataupun di danau.Hal sesederhana seperti yang saya lakukan akan mengurangi terjadinya kerusakan lingkungan. Selain hal sederhana, saya juga pernah mengikuti lomba dan melakukan kegiatan daur ulang, tidak hanya saya sendiri yang melakukan pendauran ulang sampah, keluarga saya juga ikut serta dalam kegiatan 3R (reduce,reuse,recycle),seperti  menggunakan ulang kertas yang masih kosong pada bagian belakangnya menjadi notes yang sangat berguna,kemasan snack yang  saya manfaatkan menjadi tempat pensil duduk,dan tugas sekolah saya yang memanfaatkan beberapa barang bekas sebagai hiasan dalam tugas sekolah saya. Selain kegiatan 3R,ada hal lain yang saya lakukan, yaitu ketika saya akan berpergian jauh dari rumah,saya menggunakan sepeda,selain mengurangi polusi sekaligus berolahraga.Hal lain yang saya lakukan dalam pelestarian lingkungan adalah ikut serta dalam menanam bibit pohon di Nursery PT.Vale Indonesia, itu adalah pengalaman
                Saya tidak hanya berhenti dari hal-hal sederhana saja,saya juga telah melakukan sosialisasi atau presentasi  berkaitan tentang pelestarian dan kebersihan lingkungan dengan ikut serta dalam pemilihan duta sanitasi di Makassar bulan April lalu.Dalam pemilihan duta ini, saya hanya menekankan hal-hal yang sederhana dalam melestarikan dan menjaga kebersihan lingkungan,karena mulai dari hal yang sederhana kita mampu mengurangi kerusakan lingkungan.

This is my action to keep our environment, how about you? 

Sabtu, 22 Juni 2013

Blog Competition



Semua Tentang Sekolah
             

Mobil tidak akan berjalan ke tempat tujuan bila tanpa ada yang mengendarainya ,dan tanpa supir mobil takkan pernah berjalan sampai ada sopir yang mengendarainya, sama halnya yang terjadi sekarang ini, di sekolah  kami, tanpa guru, dan tanpa ada guru pengganti, pembelajaran tidak akan mungkin jalan, , sampai waktu belajar pada matapelajaran itu habis.Hal ini akan mengurangi waktu efektif belajar siswa yang telah direncanakan selain itu perkiraan untuk menyelesaikan materi pembelajaran mungkin akan terlambat.  Perjalanan menggunakan mobil lebih nyaman bila sang supir mengendarainya dengan baik, namun ketika supir mengendarai mobil dengan buruk, para penumpangnya merasa tidak nyaman didalam mobil, hal ini bagaikan di sekolah, ketika guru mengajar dengan pembawaan suasana nyaman maka para siswanya merasa nyaman ,seperti melakukan ice breaking, dan lebih mudah untuk memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru , sebaliknya ketika, guru mengajar dengan membawa suasana tegang, maka para siswa akan merasa takut untuk bertanya,menjawab,dan mengajukan pendapatnya dan memungkinan pelajaran yang disampaikan oleh guru akan sulit untuk dipahami.
                Mobil tanpa kursi yang nyaman, tanpa atap mobil yang mampu melindungi dari panas/hujan,tanpa  membuat penumpang dan supirnya tidak dapat menikmati perjalanan. Dan yang terjadi adalah keluhan yang terus terucap, hal ini  seperti di sekolah, ketika fasilitas tidak mendukung kelangsungan pembelajaran di kelas, seperti, atap kelas yang bocor, membuat air hujan akan masuk kedalam kelas,atau yang terburuk , ketika atap , pelindung dari hujan, terik matahari kini runtuh.Fasilitas, yang  berkualitas membuat siswa akan mulai  berkreasi, seperti menciptakan inovasi baru untuk  Indonesia.Tapi semua kita kembalikan kepada guru.
                Layaknya supir  mobil angkutan umum apabila bertemu dengan sesame supir yang membunyikan klakson mobil, layaknya saling menyapa. Tindakan ini bagai hubungan guru dan orang tua, ketika guru dan orang tua jarang saling melakukan sharing  tentang siswa, maka orang tua, kesulitan dalam mengetahui perkembangan siswa, hal ini tak mungkin terjadi bila guru melakukan sharing dengan orang tua yang dilakukan 3 bulan sekali atau dilakukan home visit, dan kegiatan ini telah dilakukan di sekolah kami.
                Bagaimana dengan mata pelajaran di sekolah kami?  Mata pelajaran adalah hal yang sangat penting dalam sekolah, namun terdapat beberapa mata pelajaran, yang bisa dikatakan masih belum untuk di ajarkan dalam jenjang SMP dan hal ini , layaknya pelajaran elektronika, sebaiknya pembelajaran elektronika ini di pelajari pada jenjang SMA, karena pada jenjang  SMA, dilakukan penjurusan untuk ketingkat universitas., ketika elektronika ingi diadakan pada jenjang SMP , sebaiknya dimasukkan dalam estrakulikuler saja.Selain mata pelajaran  yang belum pas dalam jenjang SMP, di sekolah kami juga pembelajaran biologi disatukan dengan pelajaran kimia, yang mengakibatkan salah satu mata pelajaran tersebut ada yang belum sempat diajarkan ke siswa.

Bagai mobil yang melakukan perjalanan jauh, yang melalui berbagai kota,desa, hingga sampai di tempat tujuan, dengan selamat dan tanpa kekurangan apapun. Sama halnya dengan ujian akhir di setiap jenjang sekolah, mulai dari sekolah dasar (SD),sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah mengah keatas (SMA), yaitu ujian Nasional. Semua yang kita pelajari di sekolah akan diakhiri dengan ujian nasional yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa , dan keputusan akhirnya adalah LULUS atau TIDAK LULUS.
Layaknya seseorang yang ingin membeli mobil sesuai yang diharapkan dan diinginkan, dengan fasilitas memadai dan nyaman, dan lain-lain. Bagaikan perasaan kami saat ini, mengharapkan Indonesia ,dalam hal pendidikan di masa yang akan datang. Melakukan pendataan sekolah di seluruh Indonesia yang bermaksud untuk mengetahui fasiltas dan sistem para guru dalam membina siswanya, selain itu dilakukannya ujian akhir Nasional (UN) dengan tepat waktu.
Bagaikan kita yang pulang sekolah dan beristirahat ,this is all about school, how about you?






Kamis, 30 Mei 2013

Play it !

Buat gamers dan gamerswati, ini sya punya game buatan sendiri.
smoga bermanfaat

     PLAY IT !

















Berminat untuk memainkannya? infokan sya di ayumii.shaka@gmail.com
atau ingin langsung men-downloadnya  Di sini

Selasa, 21 Mei 2013

Karya Tulis Ilmiah, Kebrsihan


Di Sekolahku, Langkah Kecil Untuk Sebuah Perubahan



 









Oleh
AULYA SRI UTAMI ILHAM
9983055224
VIII D








BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekitar 2,6 milliar orang setara 40 persen penduduk dunia hidup dalam keadaan menyedihkan karena terbatasnya akses pada toilet yang layak. Minimnya toilet yang layak memaksa orang-orang tersebut yang umumnya tinggal di negara-negara berpenghasilan menengah ke bawah untuk buang air kecil dan besar di area terbuka.
Di antara negara-negara ASEAN, Indonesia masih tertinggal terkait presentasi penduduk terhadap jangkauan akses untuk mendapat air bersih dan sanitasi yang baik. Bila dibandingkan dengan Malaysia yang memiliki 100% cakupan air bersih dan 96% cakupan sanitasi, bahkan Indonesia masih di bawah Filipina dan Kamboja. 
            Indonesia merupakan negara dengan sistem sanitasi (pengelolaan air limbah domestik) terburuk ketiga di Asia Tenggara setelah Laos dan Myanmar (ANTARA News, 2006). Tidak kurang dari 400.000 m3 per hari limbah rumah tangga dibuang langsung ke sungai dan tanah tanpa melalui pengolahan terlebih dahulu. Dari jumlah tersebut 61,5 % terdapat di Pulau Jawa (Status Lingkungan Hidup Indonesia, 2002)
            Data Kementerian Pekerjaan Umum ditahun 2012 menunjukkan bahwa masyarakat pedesaan yang mendapat akses sanitasi layak jumlahnya baru sekitar 50 persen, sedangkan di perkotaan sudah terlayani 76 persennya.
Berdasarkan data perkiraaan World Health Organization (WHO) di tahun 2010, sekitar 60% penduduk kawasan pedesaan di Indonesia kekurangan akses terhadap sarana sanitasi yang pantas. Sementara itu setiap tahun, jumlah kematian akibat diare pada anak dibawah lima tahun, di negara-negara berkembang sebanyak 1,5 juta jiwa. Dan 50.000 anak-anak berusia di bawah lima tahun di Indonesia setiap tahun meninggal karena penyakit seperti diare yang disebabkan air dan sanitasi buruk.
            Dari total penduduk Indonesia, 26% diantaranya masih membuang air besar sembarangan yang dapat menyebabkan pencemaran limbah untuk air bersih. Perlu diketahui bahwa 1 gram tinja mengandung 10 juta virus dan 1 juta bakteri. Bisa dibayangkan apa yang terjadi pada badan air dan sungai bila 63 juta  penduduk Indonesia Buang Air Besar (BAB) sembarangan setiap hari. Air limbah yang tidak diolah menghasilkan 6 juta ton kotoran manusia per tahun yang dibuang dan berkontribusi terhadap polusi ke badan air, sehingga biaya pengolahan air bersih semakin mahal.
Penyakit yang ditimbulkan akibat sanitasi yang buruk adalah diare. Dari 4 milliar kasus diare, 1.8 juta diantaranya berujung pada kematian disetiap tahunnya. Anak-anak adalah yang paling menderita karena 90 persen atau 1.6 juta orang yang menjadi korban adalah anak-anak berusia kurang dari lima tahun. Ini berarti, seorang anak meninggal tiap 14 detik (Asosiasi Toilet Indonesia, 2012).
Fakta-fakta di atas adalah bukti betapa buruknya kondisi sanitasi di sejumlah wilayah, tak terkecuali Indonesia. Tentunya satu tindakan, sekecil apapun akan memberi dampak yang berarti demi kelangsungan kehidupan di muka bumi. Sebagai langkah kecil dan tindakan konkrit, maka memulai untuk melakukan perubahan kecil dari lingkungan sekolah adalah sebuah kewajiban seorang sebagai pelajar.
Meski tong-tong plastik tempat sampah telah disediakan di sejumlah tempat, namun sampah masih saja berserakan, menjadi genangan air dan sarang bertelur bagi nyamuk Aedes Aegypti. Saluran drainase yang tersumbat tiap kali musim hujan datang, serta penyumbatan di saluran pembuangan toilet akibat penumpukan material tanah liat yang melakat pada sepatu siswa yang masuk ke toilet tanpa melepas sepatu. Seketika genangan air itu menyulap toilet menjadi sumber penyakit dari aroma tak sedap yang ditimbulkannya.
Kondisi di atas adalah potret sederhana atas rendahnya kesadaran dan kepedulian sebagaian masyarakat sekolah terhadap sanitasi yang bersih.











B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dirumuskan sebagai berikut:
      1.            Bagaimana cara menciptakan perilaku peduli sanitasi yang baik di lingkungan sekolah?
C. Tujuan Penelitian
Berdasar pada rumusan masalah yang dibahas, maka penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan:
      1.            Cara menciptakan perilaku peduli sanitasi yang baik di lingkungan sekolah.
D. Manfaat Penelitian
Berikut manfaat penelitian yang kami harapkan setelah melakukan penelitian:
      1.            Sanitasi lingkungan sekolah membaik, dan kegiatan pembelajaran lebih nyaman














BAB II
PEMBAHASAN

           
            Pembuangan sampah yang tidak pada tempatnya, sehingga sampah berserakan di berbagai lingkungan sekolah, membuat petugas kebersihan kewalahan untuk membersihkan seluruh lingkungan sekolah yang luasnya sekitar 3 hektar.
            Kebersihan toilet yang dimana siswa harus lebih peduli. Seperti sepatu/ alas kaki yang digunakan siswa mengakibatkan lantai kotor, disebabkan oleh tanah liat. Penggunaan kloset yang tidak sesuai, seperti pembuangan tissue, dan semacamnya di kloset, yang berujung penyumbatan pada kloset tersebut.
            Perilaku indisipliner siswa, yaitu masuknya siswa ke toilet siswi, yang mengakibatkan siswi tidak ingin masuk ke dalam toilet, meski telah ada pembagian toilet antara siswa dan siswi telah dilakukan oleh pihak sekolah. Penyediaan sandal di setiap toilet sekolah agar siswa tidak perlu memasukkan sepatu, dan meminimalisir lantai toilet yang kotor.
            Kerusakan tempat sampah, seperti mematahkan penutup tempat sampah, memecahkan tempat sampah sehingga tempat sampah tersebut tidak dapat difungsikan lagi, yang mengakibatkan jumlah fasilitas sanitasi khususnya tempat sampah di sekolah tentu berkurang.
Tidak adanya kesadaran dari para siswa, membuat pihak sekolah (para guru) mencari cara untuk meningkatkan sanitasi di sekolah. Beberapa upaya telah dilakukan, seperti bersih-bersih sekolah bersama yang dilakukan setiap hari jumat, pemberlakuan tata tertib tentang pembuangan sampah dan penggunaan alas kaki pada toilet, seperti larangan penggunaan sepatu pada toilet dengan disiapkannya sandal di setiap toilet sekolah.
Selain dua upaya di atas dilakukan juga pembatasan daerah makan, daerah makan untuk para siswa adalah kantin dan satu blok yang berada di sebelah kantin, dengan tujuan untuk meminimalisir sampah yang berserakan di seluruh lingkungan sekolah, serta pemasangan beberapa papan afirmasi berkaitan dengan kebersihan lingkungan untuk menumbuhkan kesadaran pada siswa agar tetap meningkatkan sanitasi di lingkungan sekolah.
Langkah-langkah di atas telah dilakukan dan secara perlahan membangun kesadaran siswa terhadap sanitasi lingkungan, seperti menggunakan sandal yang telah disediakan di setiap toilet, serta mengambil sampah dan membuangnya pada tempatnya.

BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
            Berdasarkan hasil pembahasan pada uraian bab II , dapat disimpulkan bahwa, rendahnya sanitasi yang terdapat di sekolah, dengan perilaku siswa yang indisipliner, akibatnya mengurangi jumlah fasilitas sanitasi di sekolah, sehingga pihak sekolah melakukan beberapa upaya untuk meningkatkan dan menciptakan kesadaran pada para siswa tentang sanitasi di sekolah, yaitu pembuatan tata tertib berkaitan dengan sanitasi, melakukan bersih-bersih bersama,pembatasan daerah makan siswa,dan pemasangan papan afirmasi tentang sanitasi.

B. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, peneliti menyarankan :
  1.       1.            Melakukan penyuluhan berkaitan dengan sanitasi


Jumat, 17 Mei 2013

Sistem Pemerintahan Indonesia

PROLOG
Untuk membentuk dan di akui sbuah negara, terdapat 3 hal penting, yaitu:
  1. Memiliki Tempat/wilayah
  2. Memiliki penduduk
  3. Memiliki Pemerintahan
---------------------------------------------------------------------
SISTEM PEMERINTAHAN
Terdiri atas ,2 macam Sistem pemerintahan,yaitu:
     
A. Sistem Pemerintahan Presidensiil
memiliki ciri-ciri (khusus) :
  1. Dipimpin oleh Presiden dan berkedudukan sbagai Kepala Negara dan Kepala Pemerintahan.
  2. Lembaga Eksekutif sederajat/sama kedudukannya dengan Lembaga Legislatif
B.Sistem Pemerintahan Parlementer
memiliki ciri-ciri (khusus):
  1. Adanya Perdana Mentri yang berkedudukan sbagai Kepala Pemerintahan, sedangkan Raja berkedudukan sbagai Kepala Negara.
  2. Lembaga Legislatif lebih tinggi tingkatanya daripada Lembaga Eksekutif
Perbedaan kepala negara dan kepala pemerintahan
    A.Kepala negara
Kepala negara hanya sbagai simbol atau lambang.

    B.Kepala pemerintahan
Kepala pemerintahan ini yang memutuskan sebuah keputusan

----------------------DI INDONESIA---------- -----------
Berdasarkan UUD 1945 Pasal 17 yang menyatakan bahwa Indonesia menganut Sistem Pemerintahan Presidensiil.

LEMBAGA NEGARA

Lembaga negara terdiri atas (pada Indonesia):
  1. Lembaga Eksekutif (Presiden-wapres)
  2. Lembaga Legislatif (MPR[DPR-DPD])
  3. Lembaga Yudikatif (MK-MA-KY)
  4. Lembaga Eksaminatif (BPK)

"Kutip hasil blajar"
Please comment ..

Rabu, 15 Mei 2013

Pembangunan Berwawasan Lingkungan

Sebelum mengetahui apa itu Pembangunan Berwawasan Lingkungan (PBL) , maka kita perlu untuk mengetahui ,

Pembangunan
Pembangunan adalah seperangkat usaha yang terarah dan terencana untuk membuat sesuatu yang dapat berfungsi sebagai salah satu untuk memenuhi kebutuhan hidup / meningkatkan harkat hidup manusia.

Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu, baik berupa komponen abiotik dan biotik

-----------------------------------------------------*****----------------------
Dalam pembangunan, terdapat tujuan / sasaran. Untuk tingkat nasional, Indonesia., yaitu memiliki tujan / sasaran pembangunan Nasional tersirat dalam Pembukaan UUD 1945:

  1. Melindungi segenap bangsa Indonesia
  2. Memajukan kesejahteraan umum
  3. Mencerdaskan kehidupan bangsa
  4. Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,perdamaian abadi dan keadilan sosial.
TRILOGI Pembangunan:
  1. Pemerataan pembangunan dan hasil-hasilnya
  2. Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi
  3. Stabilitas Nasional yang sehat dan dinamis
------------------------------------------------********----------------------------------
Hal-hal diatas membahasa tentang pembangunan yang hanya membuat manusia sebagai sbjek dan alam sbagai objek, yang apabila terus menerus terjadi, maka alam yang terus mnjadi objek akan rusak,dan tercemar. Maka dari itu, dibuatlah PBL.

PBL
Pembangunan berwawasan llingkungan adalah upaya peningkatan kualitas manusia yang memperhatikan faktor lingkungan , agar SDA (kebutuhan) masa kini dapat terpenuhi,tapi tidak mengorbankan pemenuhan SDA (kebutuhan) dimasa mendatang.

Ciri-ciri PBL
  1. dilakukan dengan perencanaan yang matang
  2. Meminimalisasikan tercadinya pencemaran dan kerusakan lingkungan
  3. Memperhatikan daya dukung lingkungan
  4. Menjamin pemerataan dan keadilan antara yang dinikmati generasi sekarang dan akan datang
  5. dst.

Contoh PBL
Dibangunnya jogging track , mengapa Jogging track ini dikatakan dalam PBL, karena jogging track ini memenuhi prinsip/ciri-ciri PBL, yaitu Memperhatikan daya dukung lingkungan. dst.

Please Comment. Need it !
"kutip hasil blajar"